Minggu, 02 November 2014

PARTAI PARTAI ISLAM BERKOALISI MUNGKINKAH??? (Edih)



Baru saja rakyat indonesia melaksanakan pemilu yang menentukan calon DPR dari pusat sampai daerah konon katanya pemilu yang sekarang ini oleh beberapa pihak diklaim sebagai pemilu yang paling “brutal”dalam hal money politic. Sebagai pemenang munculah tiga partai politik pendulang suara terbanyak yaitumPDI-P Golkar dan Gerindra. Tiga pemenang suara terbanyak itu berasal dari partai yang berhaluan nasionalis sementara partai partai yang bercirikan keislaman justru tidak banyak memperoleh suara. Hal inilah yang membuat beberapa kalangan terutama dari kelompok elit pimpinan partai politik islam menggulirkan wacana koalisi partai partai islam, yang tujuannya adalah membendung dominasi partai partai nasionalis terutama dalam menghadapi pemilihan presiden. Gagasan ini disambut beragam sikap ada yang detuju dan ada yang tidak. Termasuk partai berbau islam seperti PKB dan PPP secara tegas menolak wacana ini. Bahkan mereka mencurigai adanya rencana penggiringan suara untuk mengusung seseorang untuk memperoleh kekuasaan.
Menurut analisa penulis adanya gagasan untuk mempersatukan (koalisi)seluruh partai partai islam adalah sesuatu yang buang buang waktu dan susah untuk direalisasikan, karena ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Pertama mengapa harus ada koalisi? Bukankah pada dasarnya antara partai nasionalis dan partai islam memiliki asas yang sama yaitu asas pancasila?  Dan sema sama menjadi partai yang terbuka, terbuka bagi siapa saja untuk menjadi anggotanya meskipun berbeda agama. Jadi apalagi yang mebedakannya?. Justru penulis curiga adanya wacana mempersatukan partai partai islam bukan didasarkan kepada islam dan bukan islam. Tapi lebih kepada keinginan dari sekelompok orang yang terancam “kalah” untuk tetap berkuasa.
Yang kedua jikapun nanti patrtai partai islam ini bisa bersepakat siapa nanti yang akan diusung  yang dianggap mampu mempresentasikan seorang pemimpin muslim yang diterima oleh semua kalangan? Sungguh sulit untuk dilaksanakan karena sampai saat ini tidak ada figur yang mampu  menjadi sosok muslim yang diterima oleh semua kalangan terutama dikalangan umat islam.
Yang paling menarik untuk didiskusikan disini justru adalah, mengapa partai partai islam selalu kalah dalam setiap pemilu? Dan mengapa umat islam tidak memilih partai islam dalam pemilu legislasif.?
Menurut hemat penulis partai islam tidak memiliki sistem kaderisasi yang baik dalam rangka mempersiapkan regenerasi dan pada ujungnya adalah mengamankan perolehan suara di ajang pemilu,
Yang kedua partai partai islam selalu saja dirundung konflik internal sehingga energi yang ada habis digunakan untuk meredam konflik apalagi untuk membesarkan partai. Jadi jangan mimpi partai partai islam mampu meraih suara terbanyak jika ditingkat internalpun masih sering terjadi konflik dan ini sungguh jauh berbeda dengan partai partai yang berhaluan nasionalis. Mereka memiliki sistem kaderisasi yang baik, memiliki mesin partai yang baik dan yang lebih penting lagi memereka memiliki sumber keuangan yang cukup dan yang terakhir inilah yang tidak dimiliki  partai partai islam. Jadi kesimpulannya adalah janganlah anda bicara islam dan bukan islam dalam ranah politik indonesia  karena kita sudah berikrar bahwa tanah air kita satu yaitu Indonesia tempat bertumbuh kembangnya anak bangsa yang berlainan budaya suku bangsa dan agama. Wassalam.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Saran dan Komentar anda

Pernyataan Sikap Perguruan MA Kepuh

Pernyataan Sikap Pengurus Perguruan Mathla’ul Anwar Kepuh Atas Kejahatan Penusukan Terhadap Menteri Polhukam Jenderal (Purn) Dr. H. Wira...