Jumat, 14 September 2018

PEMBIASAAN KARAKTER PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH MATHLA’UL ANWAR KEPUH MELALUI TADARRUS DAN HAFALAN AL-QURĀN JUZ 30


Oleh: Zainul Arifin, S.Pd.I, M.Pd

Pembentukan karakter (akhlak) merupakan bagian misi utama Rasulullah SAW. Karenanya dalam pembentukan karakter itu penting adanya formulasi penyelenggaraan pendidikan Islam sebagai pendidikan berkarakter. Dalam memformulasikannya kembali kepada sumber petunjuk Allah SWT dalam Al-Qur’an.

A.  MUQODDIMAH

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Kepuh merupakan lembaga pendidikan formal berbasis keagamaan di bawah naungan Perguruan Mathla’ul Anwar Kepuh. Sebagai Lembaga pendidikan islam. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Kepuh memiliki tujuan utama yaitu berikhtiar semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan generasi islam yang memiliki kemantapan akidah al-islamiyah, ber-akhlakul karimah (berkarakter) dan memiliki keteguhan dalam menjalankan syariat islam, serta mewujudkan generasi islam qur’ani yang cerdas, tangguh dan mandiri.
pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang pendidikan. Pembentukan karakter itu dimulai dari fitrah yang diberikan Tuhan, yang kemudian membentuk jati diri dan prilaku. Dalam prosesnya sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, sehingga lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk jati diri dan prilaku. Sekolah dan masyarakat sebagai bagian dari lingkungan memiliki peranan yang sangat penting, oleh karena itu setiap sekolah dan masyarakat harus memiliki pendisiplinan dan kebiasaan mengenai karakter yang akan dibentuk. Para pemimpin dan tokoh masyarakat juga harus mampu memberikan suri teladan mengenai karakter yang akan dibentuk tersebut.

B.  DASAR PEMIKIRAN

Pendidikan adalah sebuah proses yang tak berkesudahan yang sangat menentukan karakter bangsa pada masa kini dan masa datang, apakah suatu bangsa akan muncul sebagai bangsa berkarakter baik atau bangsa berkarakter buruk, sangat tergantung pada kualitas pendidikan yang dapat membentuk karakter anak bangsa tersebut.
Negara Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting, begitupun dengan pendidikan Agama, sebagaimana yang kita tahu jam tatap muka pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di madrasah sangat jauh dari kata cukup, oleh karena itu
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Kepuh berupaya menerpakan pembiasaan karakter melalui pembiasaan bimbingan tadarrus, hafalan dan pemahaman terhadap Al-qur’an khususnya pada Juz 30.
Belajar dan menghafal al-Quran selama ini identik dengan aktifitas para santri yang sedang bergelut dengan pelajaran ilmu-ilmu keislaman di pondok pesantren, sementara para pelajar dan mahasiswa lebih sering dikaitkan dengan aktifitas belajar ilmu-ilmu umum dan teknologi modern. Mungkin terbilang langka siswa hafal al-Quran ataupun guru hafal al-Quran.
Padahal kalau mau berkaca pada sejarah ilmuwan-ilmuwan muslim yang fenomenal dalam bidang filsafat dan sains pada abad pertengahan Islam, kita pasti akan mendapatkan segudang contoh orang-orang yang mumpuni di bidangnya, dan mereka rata-rata hafal dan menguasai al-Quran. Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, al-Ghazali, Ar-Razi  dll, mereka adalah sosok ilmuan yang komplit, rumus-rumus fisika, kimia, astronomi dikuasai, tafsir, hadis, fiqh juga dipahami secara mendalam.
Apa rahasianya? Ternyata memang saat itu ada tradisi yang kuat bahwa hafal dan faham al-Quran itu merupakan harga mati (tidak boleh ditawar) sebelum mereka beranjak untuk mempelajari ilmu-ilmu lainnya. Hal ini tercermin dalam tulisan Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu :
Hal Pertama ( yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu ) adalah menghafal Al Quran, karena ia adalah ilmu yang terpenting, bahkan para ulama salaf tidak akan mengajarkan hadis dan fiqh kecuali bagi siapa yang telah hafal Al Quran. “Imam Nawawi, Al Majmu,( Beirut, Dar Al Fikri, 1996 ) Cet. Pertama, Juz : I, hal : 66
     Pendidikan di Indonesia terproyeksikan pada ideologi pancasila dan konstitusi Undang-undang Dasar 1945 sebagai falsafahnya. Oleh karena itu tujuan pendidikan secara umum ditunjukan untuk menghasilkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang sikap dan prilakunya senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai pancasila. Menurut undang-undang no. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang SISDIKNAS menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan  membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupn bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menginsafi pemikiran di atas, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Kepuh sebagai bagian dari lembaga pendidikan yang diamanatkan untuk mendidik putra-putri bangsa dengan sebaik-baiknya bertekad untuk tampil sebagai madrasah yang memiliki kualifikasi standar nasional yang memiliki keunggulan-keunggulan komparatif maupun kompetitif hususnya di bidang keagamaan. Sebagai langkah awal untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik di bidang keagamaan serta wawasan keislaman, maka Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Kepuh selalu memberikan bimbingan bacaan Al-Qur’an serta Hafalan Juz 30 di setiap hari Jum’at pagi yang di mulai dari pukul 06.30 s.d pukul 7.30.

C.  LANDASAN HUKUM
1.    Surat Al-Ankabut ayat 48-49 tentang keutamaan dari menghafal Al-Quran
2.    Surat Al-Muzammil  ayat 4 tentang bagusnya bacaan Al-qur’an
3.    Surat Al-Qolam ayat 4 tentang Akhlaq Rasulullah
4.    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 
5.    Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

E.  TUJUAN
  1. Menumbuhkan kesadaran peserta didik agar membiasakan membaca dan menghafal  Al-Quran.
  2. Menumbuhkan sikap penting terhadap kelancaran membaca dan menghafal Al-Quran.
  3. Menanamkan kepada peserta didik untuk berakhlakul qurani.
  4. Melaksanakan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  5. Meningkatkan mutu pendidikan Agama di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Kepuh
  6. Lulusan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Kepuh dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dengan bermodalkan al-quran. 

F. PENUTUP
Sebagai lembaga pendidikan Islam yang berdiri sejak tahun 1918, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Kepuh menyadari panggilannya dalam hal pendidikan berkualitas, yaitu menjadi Madrasah yang unggul dalam iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Jalannya program pasti tidak lepas dari adanya kendala-kendala. Untuk itu perlu adanya dukungan dari segala pihak baik pemerintah, sekolah, guru, siswa, orang tua, maupun masyarakat yang peduli pada pendidikan, agar program bimbingan tadarrus dan hafalan juz 30 yang sedang di lakasanakan akan berhasil pada tahun mendatang, amin ya Robbal alamin.

Penulis adalah Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Kepuh


Jumat, 07 September 2018

#100 Tahun MA Mengabdi Khittah Perjuangan Mathla’ul Anwar Kepuh Kec.Cinangka Kab. Serang dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Oleh : Zainul Arifin, M.Pd

A.  MUQODDIMAH

Mathla’ul Anwar Kepuh Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang adalah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) atau Keagamaan, Mathla’ul Anwar (bahasa arab, yang artinya tempat munculnya cahaya) yang mengelola pendidikan,  da’wah dan sosial yang berdiri sejak tahun 1918 M cabang kedua dari Mathla’ul Anwar Menes Pandeglang yang berdiri pada tahun 1916 M, Mathla’ul Anwar Kepuh didirikan oleh para kyai serta tokoh masyarakat yang berada di daerah Kampung kepuh dan sekitarnya. Sejak awal memang Mathla’ul Anwar bergerak dalam bidang pendidikan. Perlu diingat Mathla’ul Anwar Kepuh adalah ormas yang mendirikan sekolah dengan sistem klasikal modern di wilayah cinangka khususnya dan umumnya kabupaten serang yaitu madrasah. Pendidikan yang diterapkan di Mathla’ul Anwar Kepuh saat itu namanya MWB (Madrasah Wajib Belajar) yaitu pada tahun 1960. sistemnya mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Dan tenaga pendidik/guru yang melakukan pengajaran di Madrasah Mathla’ul Anwar Kepuh berasal dari Mathla’ul Anwar Menes, atas perintah Ki Abdurahman diutuslah beberapa guru yaitu  :
1.    Ki Abeh (Harbi) bin Ki Abdurrahman,
2.    Ki M. Sidik ( Sapijan ), Sepulangnya dari mengajar beliau berdagang hingga memiliki istri namun tidak dikaruniai keturunan, kemudian beliau melanjutkan berdagang ke Karawang dan singapura.
3.    Ki Abidin, beliau punya murid yaitu KH.Abul Syukur, (Kepuh) KH. Hasyim (Nangkaberit), KH Samsudin (Kubang Karees, KH. Abdul Latif (babakan).
4. Ki Ahmad Salmani, disamping mengajar  beliau juga memiliki keahlian menjahit maka sepulangnya dari mengajar setiap harinya beliau isi dengan kegiatan menjahit,
Sejak awal berdirinya Mathla’ul Anwar Kepuh telah mekasanakan misi pendidikan, sosial dan dakwah di wilayah Kecamatan Cinangka khususnya, dan Kabupaten Serang pada umumnya, dimulai dari pengajian-pengajian, Hingga mendirikan lembaga pendidikan formal dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Dari awal berdirinya pendidikan Mathla’ul Anwar Kepuh memiliki Fungsi untuk mencerdaskan ummat manusia dan bangsa sehingga menjadi terhormat dalam pergaulan berbangsa dan beragama serta untuk memberikan wawasan yang plural sehingga mampu menjadi penopang kemajauan pembangunan agama dan bangsa.
Selain madrasah, pendidikan lain yang dikelola oleh Perguruan Mathla’ul Anwar Kepuh adalah pesantren, dengan segala dinamikanya, keberadaan pesantren telah memberikan sumbangan besar yang tidak ternilai harganya dalam mencerdaskan anak bangsa, menyuburkan tradisi keagamaan yang mampu berbaur dengan masyarakat berbekal ilmu-ilmu agama yang kuat serta menciptakan generasi yang berakhlak karimah.
Pendidikan pesantren dirancang dan dikelola untuk menumbuh kembangkan umat yang memiliki kemandirian yang luar biasa, juga  mengembangkan ilmu (agama) demi mewujudkan insan sholeh-sholehah yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Sebagai lembaga pendidikan, peran utama Pondok pesantren tentu saja menyelenggarakan pendidikan keislaman untuk para santri. Namun dari masa ke masa pesantren tidak hanya berperan dalam soal pendidikan, tetapi juga peran-peran sosial bagi masyarakat di sekitarnya.
Adapun pondok pesantren yang berdiri saat itu dan berada dibawah naungan perguruan Mathla’ul Anwar Kepuh yaitu :
1.    Pondok Pesantren Nurul Anwar di kampung Kepuh di bawah Pimpinan Ustadz. Sanari Jamil
2.    Pondok Pesantren Miftahul Anwar dikampung Kepuh bawah pimpinan Ibu Hj. Hindun
3.    Pondok Pesantren Roudlotul Anwar Kampung Kepuh di bawah Pimpinan Hj. Aminah ( Ibu Emin)
4.    Pondok Pesantren Syubbanul Anwar di Kampung Dangdeur di bawah Pimpinan Ibu Marsanah
5.    Pondok Pesantren Al-Anwar di Kampung Kubang Karees dibawah Pimpinan KH. Syamsudin
6.    Pondok Pesantren Darul Anwar di kampung Nangka Berit di bawah pimpinan KH. A. Ruyadi Zaeni.
Walaupun pada saat itu Sarana dan prasarana penunjang pendidikan juga  masih sangat jauh dari kata layak,” namun tidak menyurutkan semangat para guru untuk mengajar berbagi ilmu kepada anak-anak didiknya, mereka tergerak mengajar untuk membangun generasi cerdas agar menjadi insan yang sholeh dan sholehah, meskipun kampung Kepuh jaraknya jauh dari pusat perkotaan. Seiring dengan berjalannya waktu   disertai animo masyarakat yang sangat tinggi murid yang belajar di madrasah Mathla’ul Anwar Kepuh dari tahun ke tahun mengalami peningkatan terbukti dengan banyaknya siswa yang sekolah di madrasah Mathla’ul Anwar Kepuh saat ini tidak hanya dari masyarakat sekitar, melainkan juga dari daerah-daerah lain, seperti dari Jakarta, tangerang, lampung, semarang, cirebon  dan daerah lainnya. Bagi siswa yang jauh mereka tinggal di Pondok Pesantren Darul Anwar di bawah Pimpinan/Pengasuh KH. Ahmad Ruyadi Zaeni dan Pondok Pesantren Miftahul Huda di bawah Pimpinan/Pengasuh KH. Iin Faizin.
Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang berjasa besar dalam membangun lembaga pendidikan  Perguruan Mathla’ul Anwar Kepuh-Cinangka :

1.    Kyai  Sajaya
2.    KH. Saiman (Cikiara)
3.    KH. Akhyar (Kepuh)
4.    KH. Rahiman (Kepuh)
5.    KH. Abdussalam (Kepuh)
6.    Kyai Halimi (Kepuh)
7.    KH. M. Nuh (Kubang Karees)
8.    KH. Masuta (Kubang Karees)
9.    KH. Abdul Syukur (Kepuh)
10.   KH. Isman (Cikondang)
11.    KH. Syadeli ( Cikiara)
12.    Hj. Hindun (Kepuh)
13.    Hj. Neneng Mahdiah (Kepuh)
14.    Hj. Aminah (Kepuh)
15.    Nyi Rofi’ah (Kepuh)
16.    H. Abdul Malik (Kepuh)
17.    KH. Rusydi ( Kepuh )
18.    KH. Syamsudin (Kubang Karees)
19.    H. Jaro Said (Kubangkarees)
20.    KH. Syarto (Kepuh)
21.    KH. Imam Nawawi (Kepuh)
22.    Satra (Kubang Karees)
23.    H. Sakam (Kubangkarees)
24.    H. Kurtubi (Kepuh)
25.    KH. Imam Nawawi (Kepuh)
26.    Khusni Said (Kepuh)
27.    H. Supri Yusuf (Kubang Karees)
28.    H. Hariri (Kubang Karees)
29.    H. Memed Munawar (Kepuh)
30.    Drs.H.Munawir Syafe’i (Kubangkarees)
31.    Drs. Sofwani ( Kubangkarees)
32.    KH. M.Ardabily Akhyar,BA (Kepuh)
33.    Drs. Nunung Januryadi (Jambu)
34.    KH. Arkasim (Kepuh)
35.    KH. Dhoifun,HS.BA (Kepuh)
36.    Juhdi Wijaya (Kepuh)
37.    Abay Saefudin (Kepuh)
38.    Masaliyudin (Kepuh)
39.    Janawi (Kepuh)
40.    Romawi (Kubangkarees)
41.    Ustadz Sanari Jamil (Kepuh)
42.    KH. A. Ruyadi Zaeni (Kepuh)
43.    Sayuti Akhyar BA ( Kepuh)
44.    Shoim Said (Kubang Karees)
45.    H. Rukhissalam, SE (Kepuh)
Dan masih banyak tokoh-tokoh Mathla’ul Anwar Kepuh yang belum bisa disebutkan satu-persatu.

B.  Khittah Mathla’ul Anwar Kepuh

Khittah adalah garis-garis pokok. Yang dimaksud dengan Khittah Mathla’ul Anwar adalah garis-garis yang dijadikan landasan oleh Organisasi Mathla’ul Anwar baik pusat maupun cabang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai Ormas Islam yang bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial. Adapun garis-garis pokok (khittah) Mathla’ul Anwar sebagai berikut : 
1.    Al-Qur’an sebagai sumber utama dan pertama dalam menggali kebenaran iman dan ilmu pengetahuan.
2.    Hadits (As-Sunnah) dari Rasulullah SAW sebagai pedoman operasional dalam kehidupan beragama Islam.
3.    Ijma’ Sahabat merupakan rujukan pertama dalam memahami isi kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah.
4.    Qiyas merupakan upaya yang sangat penting dalam menanggapi perkembangan sosial budaya yang selalu berkembang dikalangan ummat dan masyarakat
5.    Mathla’ul Anwar bersikap tasamuh terhadap semua pendapat para ulama mujtahidin. 

Khittah merupakan langkah-langkah yang terperinci yang memberikan jalan dan arah bagi amal usaha,  Mathla’ul Anwar Kepuh berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu'amalat, yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif yang berdasarkan Al-Qur’an, Hadits (As-sunnah), Ijma dan Qiyas. Mathla’ul Anwar didirikan untuk meningkatkan mutu pribadi-pribadi muslim yang mampu menyesuaikan hidup dan kehidupannya dengan ajaran agama Islam serta mengembangkannya, Dengan mengemban misi tersebut Mathla’ul Anwar dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam menjadi Rahmatan lil-'alamin (sebagai rahmat bagi seluruh alam) dalam kehidupan di muka bumi ini.

C.  peran mathla’ul anwar kepuh terhadap bangsa dan negara
Sebagai organisasi keagamaan, Mathla’ul Anwar Kepuh merupakan bagian tak terpisahkan dari umat Islam Indonesia yang senantiasa berusaha memegang teguh prinsip persaudaraan (ukhuwah), toleransi (tasamuh), kebersamaan dan hidup berdampingan antar sesama umat Islam maupun dengan sesama warga negara yang mempunyai keyakinan  atau agama lain untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh dan dinamis.
Mathla’ul Anwar Kepuh berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan negara tersebut diwujudkan dalam langkah-langkah strategis dan taktis sesuai kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah perjuangannya sebagai acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan tanggungjawab dalam mewujudkan "Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur".
Dalam konteks berbangsa dan bernegara, peran dan kiprah Mathla’ul Anwar Kepuh telah mampu  mengawal perjalanan bangsa ini kearah yang lebih baik dengan mengedepankan nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kemanusiaan. Dalam melaksanakan misi utamanya sebagai organisasi kemasyrakatan yang bergerak di bidang Pendidikan, sosial dan dakwah, maka Mathla’ul Anwar kepuh tidak dapat melepaskan diri dari dinamika politik bangsa. Politik dan dakwah adalah dua kegiatan yang saling mempengaruhi. Mathla’ul Anwar secara kelembagaan tidak menempatkan politik sebagai kepentingan tujuan yang dominan. Perlu semakin dimantapkan sebagai visi dan cita pergerakan kultural, tanpa perlu terjebak pada pemenuhan kepentingan-kepentingan politik yang bersifat jangka pendek dan sesaat.
Mathla’ul Anwar Kepuh sebagai organisasi sosial keagamaan (organisasi kemasyarakatan) yang senantiasa bersikap aktif dan konstruktif dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi nasional sesuai dengan khittah (garis) perjuangannya serta tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kondisi-kondisi kritis yang dialami oleh bangsa dan negara. Karena itu, Mathla’ul Anwar Kepuh senantiasa terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berdasarkan pada khittah perjuangan.
Mathla’ul Anwar Kepuh meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian (al-umur ad-dunyawiyat) yang harus selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral yang utama. Karena itu diperlukan sikap dan moral yang positif dari seluruh warga Mathla’ul Anwar dalam menjalani kehidupan politik untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mathla’ul Anwar Kepuh meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun melalui pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk membangun kehidupan di mana nilai-nilai Ilahiah melandasi dan tumbuh subur bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, perdamaian, ketertiban, dan kebersamaan.
Mathla’ul Anwar Kepuh memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya masyarakat madani (civil society) yang kuat. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan kenegaraan sebagai proses dan hasil dari fungsi politik pemerintahan akan ditempuh melalui pendekatan-pendekatan secara tepat dan bijaksana sesuai prinsip-prinsip perjuangan kelompok kepentingan yang efektif dalam kehidupan negara yang demokratis.
Mathla’ul Anwar Kepuh mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis atau berorientasi pada kekuasaan (real politics) untuk dijalankan oleh partai-partai politik dan lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju terciptanya sistem politik yang demokratis sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan negara. Dalam hal ini perjuangan politik yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik hendaknya benar-benar mengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai utama sebagaimana yang menjadi semangat dasar dan tujuan didirikannya negara Republik Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945.
Mathla’ul Anwar Kepuh senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud dari dakwah dengan jalan mempengaruhi proses dan kebijakan negara agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa. Mathla’ul Anwar kepuh secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan nasional yang damai dan penuh kebersamaan.
Mathla’ul Anwar Kepuh tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. Namun Mathla’ul Anwar Kepuh selalu memberikan kebebasan kepada setiap warganya untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai hati nurani masing-masing. Penggunaan hak pilih tersebut harus merupakan tanggungjawab sebagai warga negara yang dilaksanakan secara rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan kepentingan Mathla’ul Anwar Kepuh, demi kemaslahatan bangsa dan negara.
Mathla’ul Anwar Kepuh meminta kepada segenap warganya yang aktif dalam politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggung jawab (amanah), akhlak mulia (akhlaq al-karimah), keteladanan (uswah hasanah), dan perdamaian (ishlah). Aktifitas politik tersebut harus sejalan dengan upaya memperjuangkan misi Mathla’ul Anwar Kepuh dalam melaksanakan pendidikan, sosial dan da'wah.
Mathla’ul Anwar Kepuh senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan manapun berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju, dan demokratis.
D.  PENUTUP
Mathla’ul Anwar Kepuh adalah organisasi yang mengelola pendidikan,  da’wah dan sosial. Dengan Khittah dan gerakannya Mathla’ul Anwar Kepuh selalu proaktif dalam memainkan perannya sebagai organisasi yang cinta tanah air melalui aktualisasi kerja-kerja dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah. Dalam rangka mewujudkan cita-cita baik yang bersifat keagamaan maupun kemasyarakatan, seperti peningkatan bidang keilmuan, peningkatan kegiatan dakwah Islam, dan pelayanan sosial.
Sebagai organisasi yang mempunyai fungsi pendidikan, Mathla’ul Anwar Kepuh senantiasa berusaha secara sadar untuk menciptakan warga negara yang menyadari akan hak dan kewajibannya terhadap bangsa dan negara dengan melakukan kegiatan pembelajaran demi mencerdaskan kehidupan putra-putri bangsa.
Seperti yang kita tahu bahwa Mathla’ul Anwar Kepuh secara organisatoris tidak terikat dengan organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan manapun juga. Setiap warga Mathla’ul Anwar Kepuh adalah warga negara yang mempunyai hak-hak politik yang dilindungi oleh undang-undang dan harus dilakukan secara bertanggung jawab.
Melalui Khittah dan gerakan Mathla’ul Anwar Kepuh dapat memainkan peran kebangsaan secara lebih proaktif melalui aktualisasi kerja-kerja dakwah, pendidikan dan sosial. untuk memperkuat basis civil-society maupun penguatan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu, Khittah perjuangan harus menjadi suri tauladan bagi warga Mathla’ul Anwar khususnya dan umat islam pada umumnya dengan semangat saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran, dan saling berlomba-lomba untuk menuju cinta dan kasih sayang Allah.
 Penulis adalah Divisi Dakwah di Perguruan Mathla’ul Anwar Kepuh Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang
#Bangga Ber_MA

Pernyataan Sikap Perguruan MA Kepuh

Pernyataan Sikap Pengurus Perguruan Mathla’ul Anwar Kepuh Atas Kejahatan Penusukan Terhadap Menteri Polhukam Jenderal (Purn) Dr. H. Wira...