Jumat, 16 Mei 2014

Cara Akses Internet Cepat


Sebenarnya ada cara-cara yang mudah untuk meningkatkan kecepatan akses internat tanpa harus membayar biaya lebih mahal. Cara tersebut diantaranya adalah dengan mengatur web browser, menggunakan openDNS, dan menggunakan Google Web Accelerator.

Penerapan ketiga cara di atas sangatlah mudah. Untuk cara pertama, mengatur web browser, dapat dilakukan oleh pengguna Internet Explorer dan Mozilla Firefox. Bagi pengguna Internet Explorer, Anda dapat memilih menu Tools, kemudian klik Internet Option.

Selanjutnya pilih tab General dan pada kolom “Temporary Internet files” klik Settings dan geser posisi slider-nya pada kolom Temporary Internet files folder. Hal ini akan memperbesar cache atau lokasi penyimpanan situs-situs yang anda pernah buka. Sebaliknya isilah dengan nilai minimal 5 person dari kapasitas harddisk Anda.

Bagi pengguna Mozilla Firefox anda dapat mengetikkan “about:config” pada address bar, setelah itu ubah “network.http.pipelining” dan “network.http.proxy pipelining” menjadi “true”, serta isi “network.http.pipelining.maxrequests” antara 30 –100 ( semakin besar semakin cepat ). Yang terakhir klik kanan dimana saja dan pilih New->Integer , tuliskan “nglayout.initialpaint.delay” lalu isi dengan 0.Sedangkan untuk cara kedua, anda terlebih dahulu harus mendaftar di www.openDNS.com. Setelah itu masuklah ke Control Panel dari Start Menu dan pilih Network Connections. Kemudian pilih koneksi yang digunakan dan klik tombol Properties. Pada bagian Internet protokol, pilihlah TCP/IP dan klik properties.

Masukkan angka 208.67.222.222 dan 208.67.220.220 pada opsi DNS dan restart komputer anda.Setelah melakukan dua cara di atas, seharusnya anda sudah mendapatkan kecepatan akses yang lebih dari sebelumnya. Namun bagi yang masih belum puas dengan kecepatan aksesnya sekarang dapat menggunakan cara yang ketiga yaitu menggunakan Google Web Accelerator. Google Web Accelerator didisain khusus untuk mempercepat akses internet anda, khususnya bagi anda yang menggunakan koneksi broadband (pita lebar) seperti TV Kabel dan ADSL. Untuk anda yang menggunakan koneksi lain seperti Dial-up (Telkomnet Instant) maupun Satelit, Google Web Accelerator juga dapat sedikit membantu mempercepat aksesnya.

Untuk memakai Google Web Accelerator, kriteria yang harus dipenuhi antara lain Sistem Operasi harus menggunakan Windows XP atau Windows 2000. Web browser yang digunakan harus Internet Explorer versi 5.5 ke atas atau Mozilla Firefox versi 1.0 ke atas. Untuk browser lainnya sebenarnya juga bisa, tetapi anda harus meng-konfigurasi Proxy Settings di dalam web browser tersebut dengan menambah 127.0.0.1:9100 pada HTTP.

Kamis, 15 Mei 2014

Dalam Kepasrahan Pasti Ada Jalan



“Bang, baru hari kedua saja kita sudah harus bayar 1,5 juta. Bagaimana kalau seminggu? Kita nggak punya uang lagi nih?” Pesan singkat itu masuk ke telepon genggam saya menjelang siang ini. Tentu saja itu SMS dari isteri saya yang tengah menemani Hufha, anak pertama saya yang sedang dirawat di rumah sakit.

Minggu pagi, usai Subuh, isteri saya mendapati sulung kami itu dalam keadaan demam tinggi. Yang membuat panik, di sekujur tubuhnya terdapat bercak-bercak merah. Karuan saja bayangan kami langsung ke penyakit yang sedang ngetop saat ini, demam berdarah. Tak ambil pusing, dan tak peduli nanti biaya dari mana, kami langsung melarikan Hufha ke UGD RS Al-Qadr, Tangerang. Setelah diperiksa dokter dan melalui tes darah, dipastikan bukan DBD, melainkan Tampak. Orang Betawi menyebutnya Tampek. Saya tidak tahu apa bedanya dengan Campak, karena sebagian orang pun menyebutnya demikian.

Karena penyakit tersebut menular, dianjurkan dokter agar dirawat di ruang isolasi. Saya pun menyetujuinya, meski saya sempat menangkap mata isteri saya yang masih bingung. Tentu saya tahu apa yang dipikirkannya saat itu, dan perlahan saya berbisik, “Ini yang terbaik bagi kesembuhan Hufha, jangan pikirkan soal itu dulu.”

Saya bukannya tak mengerti apa yang dipikirkan isteri. Sampai anak kami masuk ruang perawatan pun, lagi-lagi isteri bertanya soal biaya rumah sakit. Maklum, saya baru saja bekerja setelah pindah dari tempat sebelumnya. Dan di tempat kerja yang baru ini belum ada jaminan asuransi seperti sebelumnya. Saya rasa itulah yang membuat isteri saya sedikit keberatan. “Harus dirawat di rumah sakit ya, dok? Nggak bisa kalau di rumah saja?” kalimat itu sempat terucap kepada dokter yang memeriksanya.

Saya hanya patut bersyukur masih memiliki keberanian untuk membawa anak saya ke rumah sakit. Padahal saya banyak tahu tentang orang-orang di sekitar yang bahkan untuk berobat ke klinik pun tak berani, bayangan mereka langsung pada setumpuk uang yang harus mereka bayarkan untuk sebuah nikmat bernama kesehatan. Sebenarnya, bukan cuma keberanian yang saya punya, melainkan ketenangan dan yang pasti kepasrahan kepada Allah. Usaha memang harus tetap dilakukan, tapi terpenting dari usaha itu adalah keikhlasan kita untuk menyerahkan segala urusan kepada Allah. Biarkan Allah campur tangan terhadap semua masalah kita, pasti yang terbaiklah yang dilakukan-Nya. Hasilnya? Jangan pernah meragukan hasil kerja Allah.

Ya, keberanian, ketenangan dan kepasrahan ini pula yang saya miliki sewaktu Hufha masuk rumah sakit Desember tahun lalu akibat Typhus. Yang penting sembuh dulu, soal bayar rumah sakit, dipikirkan selanjutnya. Intinya, kalau pun harus menggadaikan diri untuk kesembuhan orang-orang tercinta, saya akan lakukan. Heroik? Bukan, saya menyebutnya cinta. Cinta yang saya yakini akan berbalas cinta yang sebanding, bahkan lebih.

Pesan singkat isteri saya masuk lagi siang ini, “Gimana? Sudah ada belum uangnya?” Saya tahu dia begitu panik, karena langsung berhadapan dengan tagihan itu. Sedangkan saya, masih sibuk dengan setumpuk pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan. Sambil tersenyum saya kirim balasan pesan singkatnya, “Cukup abang saja yang pusing soal itu, yang penting temani saja Hufha dengan senyum ya”.

Lalu SMS kedua saya pun meluncur menyusul pesan sebelumnya, “Dalam kepasrahan, pasti ada jalan. Ingat tahun lalu deh”. Alhamdulillah, pesan singkat itu pun terbalas cepat dengan sebuah ikon ‘smile’.

Pernyataan Sikap Perguruan MA Kepuh

Pernyataan Sikap Pengurus Perguruan Mathla’ul Anwar Kepuh Atas Kejahatan Penusukan Terhadap Menteri Polhukam Jenderal (Purn) Dr. H. Wira...