Klik link di bawah ini
http://gg.gg/b46vc
TERAKREDITASI “C”, BAN SM no 28.00.SMA/MA.0073.10. Alamat : Jl. K.H. Saiman Kp. Kepuh Ds. Bantarwaru Kec. Cinangka Kab. Serang-Banten 42167 Hp. 081310347565 Program Studi : 1. IPS
Jumat, 27 Juli 2018
5 BUAH PELAJARAN BERHARGA
Pelajaran Penting ke-1,
Semuanya penting!!
Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang Profesor
memberikan quiz mendadak pada kami. Karena kebetulan cukup menyimak semua
kuliah-kuliahnya, saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz, sampai pada
soal yang terakhir.
Isi soal terakhir ini adalah : Siapa nama depan wanita yang
menjadi petugas pembersih sekolah ?
Saya yakin soal ini cuma "bercanda". Saya sering
melihat perempuan ini. Tinggi, berambut gelap dan berusia sekitar 50-an, tapi
bagaimana saya tahu nama depannya...?
Saya kumpulkan saja kertas ujian saya, tentu saja
dengan jawaban soal terakhir kosong. Sebelum kelas usai, seorang rekan bertanya
pada Profesor itu, mengenai soal terakhir akan "dihitung" atau tidak.
"Tentu Saja Dihitung !!", kata si Profesor.
"Pada perjalanan karirmu, kamu akan ketemu banyak
orang. Semuanya penting!.
Semua harus kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma
dengan sepotong senyuman, atau sekilas "hallo"!
Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian tahu, bahwa
nama depan ibu pembersih sekolah adalah "Dorothy".
==================
Pelajaran Penting ke-2,
Penumpang yang Kehujanan
Malam itu, pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita
negro rapi yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama . Ia nampak
mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras, yang hampir seperti badai.
Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan perempuan ini sangat ingin menumpang
mobil.
Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba menghentikan setiap
mobil yang lewat. Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda bule, dia
berhenti untuk menolong ibu ini. Kelihatannya si bule ini tidak paham akan
konflik etnis tahun 1960-an, yaitu pada saat itu.
Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro selamat hingga
suatu tempat, untuk mendapatkan pertolongan, lalu mencarikan si ibu ini taksi.
Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si ibu tadi bertanya tentang alamat si
pemuda itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih pada si pemuda.
7 hari berlalu, dan tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini
diketuk seseorang. Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah
televisi set besar berwarna (1960-an!) khusus dikirim kerumahnya.
Terselip surat
kecil tertempel di televisi, yang isinya adalah: "Terima kasih nak, karena
membantu ku di jalan Tol malam itu. Hujan tidak hanya membasahi bajuku, tetapi
juga jiwaku. Untung saja anda datang dan menolong saya. Karena pertolongan
anda, saya masih sempat untuk hadir disisi suami ku yang sedang
sekarat...hingga wafatnya".
Tuhan memberkati anda, karena membantu saya dan tidak
mementingkan dirimu pada saat itu"
Tertanda Ny.Nat King Cole.
*Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi Negro tenar thn.
60-an di USA
=======================
Pelajaran penting ke-3,
Selalulah perhatikan dan ingat, pada semua yang anda
layani.
Di zaman eskrim khusus (ice cream sundae) masih murah,
seorang anak laki-laki umur 10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan duduk
di meja. Seorang pelayan wanita menghampiri, dan memberikan air putih
dihadapannya. Anak ini kemudian bertanya, "Berapa ya,...harga satu ice
cream sundae?" katanya.
"50 sen..." balas si pelayan.
Si anak kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung
dan mempelajari koin-koin di kantongnya, "Wah... Kalau ice cream yang
biasa saja berapa?" katanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang duduk
di meja-meja lain sudah mulai banyak dan pelayan ini mulai tidak sabar.
"35 sen" kata si pelayan sambil uring-uringan. Anak ini mulai
menghitungi dan mempelajari lagi koin-koin yang tadi dikantongnya.
"Bu... saya pesan yang ice cream biasa saja
ya..." ujarnya.
Sang pelayan kemudian membawa ice cream tersebut,
meletakkan kertas kuitansi di atas meja dan terus melengos berjalan. Si anak
ini kemudian makan ice-cream, bayar di kasir, dan pergi.
Ketika si Pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan
meja si anak kecil tadi, dia mulai menangis terharu. Rapi tersusun disamping
piring kecilnya yang kosong, ada 2 buah koin 10-sen dan 5 buah koin 1-sen.
Anda bisa lihat anak kecil ini tidak bisa pesan Ice-cream
Sundae, karena tidak memiliki cukup untuk memberi sang pelayan uang tip yang
"layak"
================================
Pelajaran penting ke-4,
Penghalang di jalan kita
Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang
menempatkan sebuah batu besar di tengah-tengah jalan. Raja tersebut kemudian
bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu dari
jalan. Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba ditempat, untuk
berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang datang, kemudian
memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan dari rintangan. Tetapi
tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan dengan menyingkirkan batu itu.
Kemudian datanglah seorang petani, yang menggendong banyak
sekali sayur mayur. Ketika semakin dekat, petani ini kemudian meletakkan dahulu
bebannya, dan mencoba memindahkan batu itu kepinggir jalan.
Setelah banyak mendorong dan mendorong, akhirnya ia
berhasil menyingkirkan batu besar itu. Ketika si petani ingin mengangkat
kembali sayurnya, ternyata ditempat batu tadi ada kantung yang berisi banyak
uang emas dan surat
Raja. Surat
yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau menyingkirkan batu
tersebut dari jalan.
Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak
pernah bisa mengerti. Bahwa pada dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan
yang bisa dipakai untuk memperbaiki hidup kita.
==========================
Pelajaran penting ke-5,
Memberi, ketika dibutuhkan
Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan yang
bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang
bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat jarang.
Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil yang berumur 5
tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang sama.
Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan
penyakit itu. Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal
tersebut ke anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya
kepada kakak perempuannya. Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar,
sebelum mengambil nafas panjang dan berkata, "Baiklah...saya akan melakukan
hal tersebut asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku".
Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil ini berbaring di
tempat tidur, di samping kakaknya. Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi wajah
si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang. Si kecil melihat ke dokter
itu, dan bertanya dalam suara yang bergetar katanya, "Apakah saya akan
langsung mati dokter?"
Rupanya si kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa, bahwa
ia harus menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya.
Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya??
Bagilah pengalaman Anda yang dapat memberikan hal2 positif
bagi siapa saja. Memberi lebih baik daripada menerima.
Bekerjalah seolah anda tidak memerlukan uang,
Mencintailah seolah anda tidak pernah dikecewakan,
Menari dan menyanyilah seolah tidak ada yang menonton..
DALAM GELAPNYA MALAM, KITA JUSTRU DAPAT MELIHAT
INDAHNYA BINTANG.
Kirimkan untuk orang-orang yang Anda kasihi, walaupun dia
adalah musuhmu!!
peace & love
Karakteristik Pemimpin
Tidak mudah menjadi pemimpin. Juga tidak mudah memilih pemimpin. Ini akan dialami oleh suatu masayarakat yang
rusak. Masyarakat yang para
pemimpin dan politisinya menjadikan Book
of The Prince sebagai kitab suci mereka dan Machiavelli sebagai panutan
mereka. Masyarakat yang memberikan
kesempatan pada orang-orang bodoh tampil bicara. Kondisi ini pernah digambarkan Nabi saw.
dalam sabdanya:
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang
penuh tipu daya, di masa itu para pendusta dibenarkan omongannya sedangkan
orang-orang jujur didustakan, di masa itu para pengkhianat dipercaya sedangkan
orang yang terpercaya justru tidak dipercaya, dan pada masa itu muncul
Ruwaibidlah, ditanyakan kepada beliau saw. apa itu Ruwaibidlah? Rasul menjawab: Seorang yang bodoh (yang
dipercaya berbicara) tentang masalah rakyat/publik”. (HR. Ibnu Majah dari Abu
Hurairah).
Agar kita tidak terjatuh
pada kondisi buruk seperti diperingatkan Nabi saw. di atas, maka perlu dibentuk
kesadaran umum (public awaraness)
tentang karakteristik pemimpin yang layak mengurus publik. Tulisan ini mencoba memberikan sumbangsih
pemikiran untuk itu.
Tanggung Jawab Pemimpin
Kepemimpinan adalah
amanat untuk mengurus orang-orang atau rakyat yang dipimpin. Rasulullah saw. mengumpamakan pemimpin
laksana penggembala (ra’in).
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Imam yang diangkat untuk memimpin manusia itu adalah
laksana penggembala, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban akan rakyatnya
(yang digembalakannya)” (HR. Imam Al Bukhari
dari sahabat Abdullah bin Umar r.a.).
Rasulullah saw. memberikan penjelasan tentang pemimpin
pengganti beliau (khalifah) dalam mengurus kaum muslimin bakal diminta
pertanggungjawaban di akhirat. Beliau saw. bersabda:
“Dahulu, Bani Israil selalu dipimpin dan dipelihara
urusannya oleh para Nabi. Setiap kali
seorang nabi meninggal, digantikan oleh Nabi yang lain. Sesungguhnya tidak akan
ada Nabi setelahku, (tetapi) nanti akan ada banyak khalifah. Para sahabat bertanya :Apa yang engkau
perintahkan kepada kami? Beliau
menjawab: Penuhilah baiat yang pertama, lalu yang pertama. Berikanlah kepada mereka hak mereka, karena
Allah nanti akan meminta pertanggungjawaban mereka atas apa saja yang telah
diserahkan kepada mereka mengurusnya”.
(HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah).
Hadits-hadits tersebut di atas memberikan indikasi bahwa
pemimpin yang layak adalah yang punya dimensi tanggung jawab hingga ke akhirat.
Tentu yang dimaksud bukanlah rohaniawan yang tak cakap mengurus dunia. Juga bukan pemimpin sekuler yang tak tahu
urusan akhirat. Pemimpin sekuler, yang memisahkkan agama dari urusan dunia atau
negara jelas merasa bebas berbuat,
karena merasa tidak perlu dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Pertanggungjawaban di dunia itu semu belaka,
sebab tergantung banyaknya suara dukungan.
Pemimpin yang pandai menjaga dukungan mayoritas suara, dia tidak akan
pernah ditolak pertanggungjawabannya.
Jika kita sepakat bahwa pemimpin yang layak memimpin
manusia adalah pemimpin yang punya rasa tanggung jawab dunia akhirat, maka
bagaimana karakteristik pemimpin itu sehingga dia bisa melaksanakan tanggung
jawabnya.
Karakteristik Pemimpin
Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dalam kitab Nizhamul Hukm
fil Islam memberikan syarat-syarat –dengan argumen syar’i—yang harus
dipenuhi untuk menjadi seorang khalifah sebagai pemimpin publik tertinggi
negara dalam perspektif Islam sebagai berikut : (1) muslim; (2) laki-laki; (3)
dewasa (baligh); (4) berakal; (5) adil; (6) merdeka; dan (7) mampu melaksanakan amanat Khilafah, yakni
menjalankan pemerintahan berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. Selain syarat sahnya baiat seorang Khalifah
di atas, An Nabhani juga menambahkan syarat tambahan –keutamaan, bukan
keharusan—berupa: (1) mujtahid, yakni seorang yang ahli menggali hukum syar’I
dari sumber-sumber hukum syariah (Al Quran, As Sunnah, Ijma’ Shahabat, dan
Qiyas); (2) pemberani; (3) politikus ulung; (4)keturunan Quraisy atau Ali bin
Abi Thalib.
Syaikh Abdul Qadim Zallum dalam kitab Al Afkar as
Siyasiyyah menyebut beberapa karakteristik untuk seorang pemimpin publik
sebagai berikut:
Pertama, berkepribadian kuat.
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus kuat, tidak
lemah. Orang lemah tidak pantas menjadi
pemimpin. Diriwayatkan dari Abu
Dzar bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Wahai Abu Dzar, aku melihat dirimu adalah orang yang
lemah. Dan aku mencintaimu sebagaimana aku mencintai diriku. Janganlah engkau menjadi amir (pemimpin) dari
dua orang. Dan janganlah kkamu mengurus
harta anak yatim” (HR. Imam Muslim).
Abu Dzar juga menuturkan bahwa dia berkata kepada
rasulullah saw.:
“Wahai Rasulullah, tidakkan engkau mengangkatku (menjadi
pejabat)? Kemudian Rasulullah saw.
menepuk pundakku, dan berkata: “Wahai Abu Dzar, kamu adalah orang yang lemah,
dan sesungguhnya jabatan ini adalah amanah, dan pada hari pembalasan akan
menjadi kehinaan dan sesalan, kecuali bagi orang yang mengambilnya sesuai
dengan haknya dan menunaikan kewajiban dalam kepemimpinannya” (HR. Muslim).
Kuat dan lemah yang dimaksud dalam hadits ini adalah
kekuatan kepribadian (syakhshiyyah) , yakni pola pikir (aqliyyah) dan pola jiwanya (nafsiyyah).
Oleh karena itu, pola pikir seorang pemimpin harus menyatu
dengan kepemimpinannya. Dengan itu
dia dapat memahami berbagai masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Demikian juga, pola jiwanya juga harus
menyatu dengan kepemimpinannya. Dengan
itu dia akan menyadari bahwa dia seorang pemimpin, sehingga dia dapat
mengendalikan kecenderungan-kecenderungannya sebagai pemimpin.
Kedua, bertakwa. Karena kekuatan kepribadian seorang pemimpin sangat berpengaruh pada
kepemimpinannya, maka seorang pemimpin harus memiliki kualitas yang mampu
menjauhkannya dari pengaruh-pengaruh buruk.
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki sifat takwa pada
dirinya, baik secara pribadi, maupun dalam hubungannya dengan tugas dan
tanggung jawabnya memelihara urusan rakyat.
Diriwayatkan dari Sulaiman bin Buraidah dari bapaknya, bahwa ia
menuturkan:
“Rasulullah saw. apabila mengangkat seorang pemimpin
pasukan atau suatu ekspedisi pasukan khusus, maka beliau mewasiatkan takwa
kepadanya dan berbuat baik terhadap kaum muslimin yang bersama dengannya (anak
buahnya)” (HR. Muslim).
Seorang pemimpin yang bertakwa akan senantiasa menyadari
bahwa Allah SWT senantiasa memonitornya (muraqabah) dan dia takut
kepada-Nya, sehingga dengan demikian dia akan menjauhkan diri dari sikap
sewenang-wenang (zalim) kepada rakyat maupun sikap abai terhadap urusan urusan
rakyat. Khalifah Umar r.a., pemimpin negara
Khilafah yang luas wilayahnya meliputi Jazirah Arab, Persia, Irak, Syam
(sekarang : Syria, Yordania, Lebanon, Israel, dan Palestina), serta Mesir, pernah berkata: “Andaikan ada seekor hewan di Irak kakinya terperosok di jalan, aku takut Allah
akan meminta pertanggungjawabanku kenapa tidak mempersiapkan jalan tersebut
(menjadi jalan yang rata dan bagus)”(lihat Zallum, idem).
Ketiga, belas kasih. Seorang
pemimpin harus punya sifat belas kasih kepada rakyatnya. Ini diwujudkan secara konkrit dengan sikap
lembut dan kebijaksanaannya yang tidak menyulitkan rakyatnya. Diriwayatkan bahwa istri Rasulullah saw.,
Aisyah r.a. pernah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Ya
Allah, siapa saja yang diberi tanggung jawab memimpin urusan pemerintahan umatku
dan menimbulkan kesulitan bagi mereka, maka persulitlah dia. Dan siapa saja yang memerintah umatku dengan
sikap lembut (bersahabat) kepada mereka, maka lembutlah kepadanya”. (HR.
Muslim).
Dalam kaitan ini juga Rasulullah saw. mengajarkan agar
pemimpin itu bersikap memberi kabar yang baik, bukan bersikap menakutkan. Diriwayatkan dari Abu Musa al Asy’ari r.a.
(yang diutus menjadi Wali/Gubernur di Yaman) bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Gembirakanlah (rakyat) dan janganlah engkau hardik, dan
permudahlah mereka dan jangan engkau persulit (urusan mereka)” (HR. Bukhari).
Keempat,jujur dan penuh perhatian.
Seorang pemimpin haruslah jujur dan penuh perhatian dalam mengurus
urusan rakyat sehingga rakyat bisa terpenuhi kebutuhan mereka dan menikmati
layanan pemimpinnya. Diriwayatkan dari
Ma’qil bin Yasar bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang memimpin
pemerintahan kaum muslimin lalu dia tidak serius mengurusnya, dan tidak
memberikan nasihat yang tulus kepada mereka, maka dia tidak akan mencium harumnya
aroma surga”. (HR. Imam Muslim). Dalam
hal ini perhatian pemimpin bukan saja untuk memelihara terpenuhinya kebutuhan
fisik rakyat, tapi juga kebutuhan ideologis, agar mereka tetap di jalur
kehidupan yang mengantarkan kepada jalan menuju keridloan Allah SWT sehingga
rakyatnya sukses dunia akhirat.
Kelima, istiqamah memerintah dengan syariah. Seorang pemimpin yang jujur memimpin kaum
muslimin akan melaksanakan pemerintahannya berdasarkan Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah. Diriwayatkan bahwa ketika Muadz
bin Jabal diutus menjadi Wali/Gubernur di Yaman,
Rasulullah saw. menanyainya bagaimana cara dia memerintah. Nabi bertanya kepadanya: “Dengan apa engkau
memutuskan perkara?” Muadz menjawab:
Dengan Kitabullah”. Rasul bertanya:
“Dengan apalagi jika engkau tidak mendapatinya (di dalam Al Quran)?”. Muadz menjawab: “Dengan Sunnah
Rasululllah”. Rasul berkata: ““Dengan
apalagi jika engkau tidak mendapatinya (di dalam Al Quran maupun As
Sunnah)?”. Muadz menjawab: “Aku akan
berijtihad”. Kemudian Rasulullah saw.
berucap: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan
Rasulullah ke jalan yang disukai Allah dan Rasul-Nya”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Baihaqi).
Khatimah
Kita berharap lima karakteristik kepemimpinan di atas
menjadi kesadaran dan opini umum masayarakat
sehingga aspirasi dan kecenderungan rakyat adalah memilih pemimpin yang
berkarakter seperti itu. Karena rakyat
yang muslim beriman kepada Allah dan rasul-Nya pasti berharap agar para
pemimpinnya benar-benar punya kehendak baik kepada rakyat kaum muslim seperti
sifat Rasulullah saw. (lihat QS. At Taubah 128) dan punya kesiagaan dan
kewaspadaan tinggi untuk menjaga kemaslahatan dan keselamatan rakyat dengan
syariah seperti perintah Allah SWT kepada Rasulullah saw. (lihat QS. AL Maidah
49). Mudah-mudahan dengan dengan
munculnya karakter kepemimpinan seperti itu dalam diri para pemimpin di negeri
ini, krisis yang melanda selama ini cepat di atasi. Wallahua’lam bishawab!
Langganan:
Postingan (Atom)
Pernyataan Sikap Perguruan MA Kepuh
Pernyataan Sikap Pengurus Perguruan Mathla’ul Anwar Kepuh Atas Kejahatan Penusukan Terhadap Menteri Polhukam Jenderal (Purn) Dr. H. Wira...
-
Download lagu Mars Mathla'ul Anwar DISINI
-
Pelajaran Penting ke-1, Semuanya penting!! Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang Profesor memberikan quiz mendadak pada kami...