Minggu, 02 November 2014

NASIB PENGUNGSI TIM-TIM (EDIH)



Saya mengikuti ekspose televisi suastu tentang kondisi eks pengungsi  Timor-Timur, dalam tayangan itu digambarkan bagaimana masyarakat yang dengan suka rela meninggalkan tanah kelahirannya berpisah dengan sanak keluarga demi sebuah nama yang sangat dicintainya yang bernama Indonesia. Tapi sungguh sangat mengharukan sekaligus menyedihkan, mereka hidup dalam kemiskinan yang akut dan dalam kondisi yang serba tidak pasti. Anyak anak anak tidak sekolah karena memang  jumlah sekolah tidak memadai dan sangat jauh dari akses penduduk. Pertanyaan yang mengelisahkan saya adalah, pantaskah pemerintah membalas semua pengorbanan saudara kita ini dengan sikap acuh tak acuh?. Padahal sudah mereka berikan semua untuk negara ini dari mulai harta dan nyawa. Tapi coba lihat bagaimana saat ini mereka meniti hidup keseharian dengan penuh kesusahan dan keterbatasan akibat minimnya perhatian pemerintah kepada mereka. Jangan salahkan pada suatu saat nanti mereka akan kembali kekampung halamannya di TimorTimur dan melakukan upaya upaya desintgrasi diperbatasan, akibat sakit hati yang diperlakukan tidak manusiawi oleh pemerintah Republik Indonesia. Saya melihat perlakuan pemerintah Indonesia ferhadap penduduk yang ada diperbatasan memang buruk, itu tidak hanya terjadi di perbatasan Tim-Tim – Ri tapi juga diperbatasan RI dan Malaysia. Masyarakat disana lebih senang menggunakan uang Ringgit Nalaysia dibandingkan dengan menggunakan Rupiah, karena memang mereka lebih banyak dipenuhi kebutuhan kesehariannya  oleh barang barang yang ditang dari Malysia dibanding dari Indonesia.  Saat ini kita memang butuh seorang negarawan yang pahlawan  bukan seorang politikus yang tak becus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Saran dan Komentar anda

Pernyataan Sikap Perguruan MA Kepuh

Pernyataan Sikap Pengurus Perguruan Mathla’ul Anwar Kepuh Atas Kejahatan Penusukan Terhadap Menteri Polhukam Jenderal (Purn) Dr. H. Wira...