Pelajaran Penting ke-1,
Semuanya penting!!
Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang Profesor
memberikan quiz mendadak pada kami. Karena kebetulan cukup menyimak semua
kuliah-kuliahnya, saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz, sampai pada
soal yang terakhir.
Isi soal terakhir ini adalah : Siapa nama depan wanita yang
menjadi petugas pembersih sekolah ?
Saya yakin soal ini cuma "bercanda". Saya sering
melihat perempuan ini. Tinggi, berambut gelap dan berusia sekitar 50-an, tapi
bagaimana saya tahu nama depannya...?
Saya kumpulkan saja kertas ujian saya, tentu saja
dengan jawaban soal terakhir kosong. Sebelum kelas usai, seorang rekan bertanya
pada Profesor itu, mengenai soal terakhir akan "dihitung" atau tidak.
"Tentu Saja Dihitung !!", kata si Profesor.
"Pada perjalanan karirmu, kamu akan ketemu banyak
orang. Semuanya penting!.
Semua harus kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma
dengan sepotong senyuman, atau sekilas "hallo"!
Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian tahu, bahwa
nama depan ibu pembersih sekolah adalah "Dorothy".
==================
Pelajaran Penting ke-2,
Penumpang yang Kehujanan
Malam itu, pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita
negro rapi yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama . Ia nampak
mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras, yang hampir seperti badai.
Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan perempuan ini sangat ingin menumpang
mobil.
Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba menghentikan setiap
mobil yang lewat. Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda bule, dia
berhenti untuk menolong ibu ini. Kelihatannya si bule ini tidak paham akan
konflik etnis tahun 1960-an, yaitu pada saat itu.
Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro selamat hingga
suatu tempat, untuk mendapatkan pertolongan, lalu mencarikan si ibu ini taksi.
Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si ibu tadi bertanya tentang alamat si
pemuda itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih pada si pemuda.
7 hari berlalu, dan tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini
diketuk seseorang. Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah
televisi set besar berwarna (1960-an!) khusus dikirim kerumahnya.
Terselip surat
kecil tertempel di televisi, yang isinya adalah: "Terima kasih nak, karena
membantu ku di jalan Tol malam itu. Hujan tidak hanya membasahi bajuku, tetapi
juga jiwaku. Untung saja anda datang dan menolong saya. Karena pertolongan
anda, saya masih sempat untuk hadir disisi suami ku yang sedang
sekarat...hingga wafatnya".
Tuhan memberkati anda, karena membantu saya dan tidak
mementingkan dirimu pada saat itu"
Tertanda Ny.Nat King Cole.
*Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi Negro tenar thn.
60-an di USA
=======================
Pelajaran penting ke-3,
Selalulah perhatikan dan ingat, pada semua yang anda
layani.
Di zaman eskrim khusus (ice cream sundae) masih murah,
seorang anak laki-laki umur 10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan duduk
di meja. Seorang pelayan wanita menghampiri, dan memberikan air putih
dihadapannya. Anak ini kemudian bertanya, "Berapa ya,...harga satu ice
cream sundae?" katanya.
"50 sen..." balas si pelayan.
Si anak kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung
dan mempelajari koin-koin di kantongnya, "Wah... Kalau ice cream yang
biasa saja berapa?" katanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang duduk
di meja-meja lain sudah mulai banyak dan pelayan ini mulai tidak sabar.
"35 sen" kata si pelayan sambil uring-uringan. Anak ini mulai
menghitungi dan mempelajari lagi koin-koin yang tadi dikantongnya.
"Bu... saya pesan yang ice cream biasa saja
ya..." ujarnya.
Sang pelayan kemudian membawa ice cream tersebut,
meletakkan kertas kuitansi di atas meja dan terus melengos berjalan. Si anak
ini kemudian makan ice-cream, bayar di kasir, dan pergi.
Ketika si Pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan
meja si anak kecil tadi, dia mulai menangis terharu. Rapi tersusun disamping
piring kecilnya yang kosong, ada 2 buah koin 10-sen dan 5 buah koin 1-sen.
Anda bisa lihat anak kecil ini tidak bisa pesan Ice-cream
Sundae, karena tidak memiliki cukup untuk memberi sang pelayan uang tip yang
"layak"
================================
Pelajaran penting ke-4,
Penghalang di jalan kita
Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang
menempatkan sebuah batu besar di tengah-tengah jalan. Raja tersebut kemudian
bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu dari
jalan. Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba ditempat, untuk
berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang datang, kemudian
memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan dari rintangan. Tetapi
tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan dengan menyingkirkan batu itu.
Kemudian datanglah seorang petani, yang menggendong banyak
sekali sayur mayur. Ketika semakin dekat, petani ini kemudian meletakkan dahulu
bebannya, dan mencoba memindahkan batu itu kepinggir jalan.
Setelah banyak mendorong dan mendorong, akhirnya ia
berhasil menyingkirkan batu besar itu. Ketika si petani ingin mengangkat
kembali sayurnya, ternyata ditempat batu tadi ada kantung yang berisi banyak
uang emas dan surat
Raja. Surat
yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau menyingkirkan batu
tersebut dari jalan.
Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak
pernah bisa mengerti. Bahwa pada dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan
yang bisa dipakai untuk memperbaiki hidup kita.
==========================
Pelajaran penting ke-5,
Memberi, ketika dibutuhkan
Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan yang
bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang
bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat jarang.
Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil yang berumur 5
tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang sama.
Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan
penyakit itu. Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal
tersebut ke anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya
kepada kakak perempuannya. Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar,
sebelum mengambil nafas panjang dan berkata, "Baiklah...saya akan melakukan
hal tersebut asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku".
Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil ini berbaring di
tempat tidur, di samping kakaknya. Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi wajah
si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang. Si kecil melihat ke dokter
itu, dan bertanya dalam suara yang bergetar katanya, "Apakah saya akan
langsung mati dokter?"
Rupanya si kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa, bahwa
ia harus menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya.
Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya??
Bagilah pengalaman Anda yang dapat memberikan hal2 positif
bagi siapa saja. Memberi lebih baik daripada menerima.
Bekerjalah seolah anda tidak memerlukan uang,
Mencintailah seolah anda tidak pernah dikecewakan,
Menari dan menyanyilah seolah tidak ada yang menonton..
DALAM GELAPNYA MALAM, KITA JUSTRU DAPAT MELIHAT
INDAHNYA BINTANG.
Kirimkan untuk orang-orang yang Anda kasihi, walaupun dia
adalah musuhmu!!
peace & love
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Saran dan Komentar anda