Bismillahi
minal Awwali wal Akhiri ..
Aku tersesat
dalam kelalaian,
sedang kematian
menuju ke arahku…
kian lama kian
dekat...
Jika aku tidak
mati hari ini,
suatu hari
kelak aku pasti mati…
Aku manjakan
tubuhku dengan pakaian2 halus dan mewah....
Padahal tubuhku
akan membusuk dan hancur dalam kubur
Aku bayangkan
tubuhku berangsur-angsur akan hilang..
Sedikit demi
sedikit berkurang hingga tinggallah kerangka, tanpa kulit tanpa daging..
Aku melihat
umurku kian habis... Namun keinginan2ku belum juga terpuaskan…
Perjalanan
panjang terbentang dihadapanku....
Sedangkan aku
tidak memiliki bekal untuk menempuh jalan itu....
Aku mendurhakai
Tuhanku dan melanggar perintah2-Nya dengan terang2an...
Padahal Dia
mengawasiku setiap saat…
Aku menuruti
hatiku dalam perbuatan2 yang memalukan…
Apapun yang
telah terjadi tak dapat dihapuskan… Dan sang waktu, bila telah berlalu tidak
dapat ditarik kembali..
Wahai Allah
al-Alim..,
aku berdosa
secara rahasia..
Tidak pernah
orang lain mengetahui dosa2ku yang mengerikan…
Tapi esok,
rahasia dosa2ku akan ditampakkan...
Dan
diperlihatkan kepada Tuhanku....
Aku berdosa
kepada-Nya.....
Walaupun hati
merasa takut..
Aku sangat
percaya Ampunan-Nya yang tak terbatas....
Aku berdosa dan
tak tahan menanggung maluTetapi aku bergantung kepada ampunanNya yang tak
terbatas...
Seandainya
tidak ada azab setelah kematian… Tiada janji akan surga, tiada ancaman akan
neraka.... Kematian dan kebusukan tubuhku cukuplah sebagai peringatan…
Tak diragukan
lagi, aku adalah yang terburuk diantara semua Hamba2Nya.....
Belas
kasihanilah aku dalam kegelapan kesendirian dalam kubur..Ketika aku
ditinggalkan oleh segalanya….
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Kematian
merupakan suatu proses yang pasti akan dilalui setiap makhluk hidup. Tapi kapan
kematian itu akan dilalui, hanya ALLAH SWT saja yang maha mengetahuinya. Yang
jelas, kematian yang dirasakan seseorang tidak sama dengan orang lain. Waktu
dan penyebabnya sangat beragam, apalagi keadaan manusia setelah kematian juga
bermacam-macam. Begitulah ALLAH SWT berkehendak. Semua yang menimpa manusia di
saat-saat kematian, sangat tergantung dari bagaimana manusia tatkala menjalani
kehidupannya di dunia.
Bagi orang yang
mengalami sakaratul maut, sebelum ruhnya sampai di tenggorokan, ALLAH SWT
berkenan membukakan baginya alam malakut (alamnya para malaikat).
Jika seandainya lidah orang yang sedang sakaratul maut mampu berucap, niscaya
ia akan berbicara tentang keberadaan para malaikat. Tetapi kebanyakan keinginan
bicara dari apa yg dilihatnya pada saat itu, hanya ia simpan dalam dirinya
sendiri. Lidah terasa kaku sehingga terasa sulit untuk mengucapkannya.
Malaikat
tersebut menarik ruh dari ruas dan ujung jari sehingga ruh akan telepas dari
jasad laksana hilangnya kotoran mata karena sentuhan air. Orang yang durhaka,
ruhnya akan terlepas laksana panggangan yang ditarik dari benang wol yang
basah. Orang tersebut menyangka kalu perutnya penuh dengan duri, seakan-akan
jiwanya dikeluarkan lubang jarum, sehingga terasa sesak dan seakan-akan langit
bersatu dengan bumi sedangkan ia berada di antara keduanya.
Nabi Muhammad
saw., pernah bersabda, Sungguh sakaratul maut itu lebih dahsyat dari tebasan
300 pedang.
Maka ketika
sedang terjadi proses sakaratul maut, keringat bercucuran membasahi tubuh,
matanya mendelik, puncak hidungnya terasa memanjang, tulang-tulang iganya
terangkat, jasadnya menegang dan warna kulitnya menguning.
Pernah ketika
istri Rasulullah saw., Aisyah memeriksa Rasulullah di saat sakaratnya,
sedangkan Nabi pada saat itu sedang berbaring di kamarnya. Berlinang airmata
Aisya sambil berkata, “Diriku tebusan sesuatu yang menyedihkanmu dari
ketakutan dan kesakitan. Engkau tidak pernah tersentuh jin sebelum inidan tidak
ada rasa takut di wajahmu. Mengapa kini aku melihat sesuatu seperti celupan
yang terendam. Jika orang mati memancarkan cahaya, maka cahaya-cahaya wajahmu
kini pun telah memancar.”
Jika ruh
seseorang sudah sampai ke hati, lidah orang tesebut akan terkunci, tidak dapat
berbicara dan ia tidak dapat berucap ketika ruhnya telah terkumpul di dadanya.
Sungguh keadaan yang tidak akan bisa dirasakan sebelum menjalaninya sendiri.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Hal ini bisa
terjadi karena dua hal. Pertama, kejadian ini merupakan kejadian yang
sangat besar sehingga dadanya telah sempit sebab ruh terkumpul di situ. Kedua,
karena rahasia yang terkandung di dalam gerakan suara yang keluar dari lisan
berasal dari hawa panas tubuh. Namun ketika hawa panas dalam tubuh menghilang,
maka ia tidak dapat berbicara lagi. Keadaan tubuh pada saat sakaratul maut
hanya akan mengalami dua keadaan, yaitu menegang dan keadaan dingin, karena ia
telah kehilangan hawa panas tubuh. Pada akhirnya, keadaan pada sat itulah yang
menyebabkan mengapa keadaan orang yg meninggal berbeda-beda.
Ketika meninggal,
keadaan yang dialami manusia sangat beragam. Ada yang meninggal dalam keadaan
tersenyum, terasa cepat tanpa menimbulkan rasa sakit. Terkadang ada pula yang
meninggal dalam keadaan yang menyedihkan, sehingga membuat orang yg melihatnya
merasa iba dan ketakutan. Sulit atau mudahnya ruh keluar dari jasad, tergantung
dari amal yang dilakukan manusia ketika hidup di dunia.
Apabila orang
yang mati sedang air ludahnya terus mengalir, mengerut dua bibirnya, menghitam
wajahnya dan menguning dua matanya, maka itulah tanda-tanda bahwa ia orang yang
sengsara, karena pada saat itu terlihat baginya hakikat kesengsaraan di akhirat
nanti. Namun bila si mayit mengering mulutnya dan seakan-akan dia sedang
tertawa, wajahnya berseri, matanya terkatup, maka tanda-tanda bahwa ia orang
yang akan mendapatkan kesenangan di akhirat, karena pada saat itu ia telah
melihat hakikat kemuliaan dirinya.
Para ahli ilmu
kalam berpendapat bahwa hidup itu bukanlah ruh. Artinya, hidup itu gabungan
antara jasad dan ruh. Jika ruh yang sedang dicabut sampai di tenggorokan, maka
pada saat itulah akan muncul godaan dari iblis. Pada saat itu iblis mengutus
pembantunya menggoda manusia yang sedang sakaratul maut. Mereka datang dengan
rupa orang-orang yang dicintai yang biasa menasehatinya di dunia, seperti rupa
ayahnya, ibunya, saudaranya maupun teman karibnya.
Saat itu iblis
menyebut aqidah semua agama. Ketika itu, ALLAH SWT hanya akan menyimpangkan
hati seseorang yang diinginkannya. Tetapi jika ALLAH SWT menginginkan si hamba
mendapat hidayah dan ketetapan hati, maka pada saat manusia menjalani sakaratul
maut, ALLAH SWT akan mengutus padanya malaikat Jibril untuk mengusir iblis
darinya dan menjaganya dari aqidah yang rusak serta mendampinginya untuk
kemudian bisa wafat dalam keadaan fitrah Islam.
Ketika ruh
sudah di ambang pintu keluar dari jasad, semua panca indera manusia tidak akan
dapat berfungsi lagi, kecuali indera pendengaran. Ketika ruh terlepas dari
hati, ia akan merusak pandangan mata. Sedangkan pendengarannya belum hilang
hingga ruh terlepas dari jasad. Karena itu Rasulullah saw. bersabda,
"Talkinkanlah orang yang akan mati dari kalian dengan dua kalimat
syahadat, yaitu tiada Tuhan selain ALLAH dan Muhammad adalah utusan ALLAH.
Anjuran untuk
men-talkin-kan pada saat sakaratul maut (membantu mengarahkan menyebut dua
kalimat syahadat) sangat membantu si mayit dalam sakaratnya. Meskipun semua
panca inderanya sudah tidak dapat berfungsi lagi, tetapi pendengarannya masih
berfungsi, sehingga ia akan dapat mendengar suara orang-orang yang berada di
sekelilingnya. Dengan bantuan talkin tersebut, bisa saja si mayit akan selalu
teringat kepada ALLAH SWT, sehingga ia menolak semua ajakan iblis yang mencoba
untuk menjerumuskannya pada saat sakaratul maut. Tetapi hanya ALLAH SWT saja
yang Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak tentang keadaan manusia ketika
sekaratnya.
Begitulah
hakikat dari kematian yang akan menimpa setiap makhluk ciptaan ALLAH SWT.
Begitu dahsyatnya kematian itu terjadi, sehingga mau tidak mau kita harus
selalu mendekatkan diri kepada ALLAH SWT serta memperbanyak amal kebaikan.
Kematian adalah
peringatan ALLAH SWT kepada makhluk-NYA agar selalu dapat mengambil pelajaran
darinya. Hanya kepada ALLAH lah kita menyembah dan hanya kepada ALLAH pula lah
kita memohon pertolongan. Semoga ALLAH SWT berkenan memudahkan kematian kita
dan mengaruniakan kepada kita khusnul khotimah, amin.
Sumber : Mengungkap Rahasia Hari Kemudian (Imam al-Ghazali)
“Demi Allah,
seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu
menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan
melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”.
(Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).
Datangnya
Kematian Menurut Al Qur’an :
1. Kematian
bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha
menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: “Sekiranya
kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati
terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan ALLAH (berbuat
demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa
yang ada dalam hatimu. ALLAH Maha Mengetahui isi hati”. (QS. Ali ‘Imran
[3]: 154)
2. Kematian
akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau
berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter
terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja
kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng
yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan:
“Ini adalah dari sisi ALLAH”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana
mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah:
“Semuanya (datang) dari sisi ALLAH”. Maka mengapa orang-orang itu (orang
munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS.
An-Nisaa’ [4]: 78)
3. Kematian
akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah:
“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (ALLAH),
yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Jumu’ah [62]:
4. Kematian
datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya
ALLAH, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah
Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman [31]: 34)
5. Kematian
telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat.
Dan ALLAH
sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu
kematiannya. Dan ALLAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Munaafiquun [63]: 11)
Dahsyatnya Rasa
Sakit Saat Sakaratul Maut
Sabda
Rasulullah SAW :
“Sakaratul maut
itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
“Kematian yang
paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain
sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian
kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)
Atsar
(pendapat) ....
Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang
dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan
sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang
menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.
Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam
jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang
sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi,
urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.
Imam Ghozali
juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati
sebuah pekuburan berdoa pada ALLAH SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari
pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan
izin ALLAH melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria
yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria
tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku
mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum
juga hilang dariku.”
Proses
sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak
dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita
menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang.
Mustafa Kemal
Attaturk, bapak modernisasi
(sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi
negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan
(walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah
satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit
sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa
sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang
selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul
maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak.
Demikianlah rencana ALLAH.
Aku mati
sebagai mineral
dan menjelma
sebagai tumbuhan,
aku mati
sebagai tumbuhan
dan lahir
kembali sebagai binatang.
Aku mati
sebagai binatang dan kini manusia.
Kenapa aku
harus takut?
Maut tidak
pernah mengurangi sesuatu dari diriku.
Sekali lagi,
aku masih harus
mati sebagai manusia,
dan lahir di
alam para malaikat.
Bahkan setelah
menjelma sebagai malaikat,
aku masih harus
mati lagi;
Karena, kecuali
Tuhan,
tidak ada
sesuatu yang kekal abadi.
Setelah
kelahiranku sebagai malaikat,
aku masih akan
menjelma lagi
dalam bentuk
yang tak kupahami.
Ah, biarkan
diriku lenyap,
memasuki
kekosongan, kasunyataan
Karena hanya
dalam kasunyataan itu
terdengar
nyanyian mulia;
"Kepada
Nya, kita semua akan kembali"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Saran dan Komentar anda